KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Model Pembelajaran Webbed (Jaring Laba-Laba)”. Dalam pembuatan makalah ini kami
berterima kasih kepada:
- Ibu Lilis Lismaya, M.Pd selaku
pembimbing dan pengajar; dan
- Teman-Teman,
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.
Kuningan, Februari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ................................................................................................... ii
Daftar
Isi ............................................................................................................ iii
BAB
I Pendahuluan
A. Latar
Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan
.......................................................................................................... 2
BAB
II Pembahasan
A. Pengertian Model Pembelajaran Webbed ..................................................... 3
B. Karakteristik Model Pembelajaran Webbed ................................................. 4
C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Webbed .......................... 5
D. Langkah dan Penerapan Model Pembelajaran Webbed ................................ 5
BAB
III Penutup
A.
Kesimpulan .................................................................................................. 10
B.
Saran ............................................................................................................. 10
Daftar Pustaka ................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan jiwa manusia
yang memungkinkan manusia itu tumbuh dan
berkembang dengan potensi dan kemampuan serta kemauan yang dimilikinya.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah
dalam meningkatkan kualitas pendidikan, diantaranya pembangunan dan penyempurnaan kurikulum, melengkapi sarana
dan prasaran pendidikan, meningkatkan
kualitas guru melalui sertifikasi, dan sebagainya. Pemerintah terus-menerus
menaruh perhatian yang besar terhadap kualitas pendidikan, yaitu ditentukannya
nilai ketuntasan minimum yang harus dilakukan siswa untuk dapat lulus dari jenjang pendidiknya.
Banyak ditemukan dalam proses
pembelajaran di Sekolah Dasar guru masih menggunakan metode ceramah sementara
siswa hanya mendengarkan dan mencatat dari papan tulis. Guru belum berupaya
maksimal untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas pembelajaran di sekolah
untuk memperoleh pembelajaran yang maksimal dan bermakna.
Oleh karena itu, disini guru
dituntut untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan berbagai model dan
metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Model
pembelajaran digunakan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas, model pembelajaran juga berisikan seperangkat konsep
yang sistematis yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar sehingga dapat
mencapai tujuan tertentu atau tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
Maka kita sebagai calon guru di masa
depan dapat memahami dengan benar apa itu model pembelajaran, dan bagaimana
cara menggunakan model pembelajaran yang dipilih sehingga nanti di lapangan
kita dapat menggunakan model pembelajaran dengan baik. Model pembelajaran
merupakan serangkaian konsep yang akan menjadikan ciri khas kita dalam proses
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berikut rumusan masalah yang kami buat :
1. Apa
yang dimaksud dengan model pembelajaran
webbed ?
2. Karakteristik
apa saja yang termasuk dalam model pembelajaran webbed ?
3. Apa
saja kelebihan dan kekurangan dalam model pembelajaran webbed ?
4. Bagaimana
langkah dan penerapan dalam model pembelajaran webbed ?
C. Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini kami memiliki beberapa
tujuan, sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui pengertian model pembelajaran webbed
2. Untuk
mengetahui karakteristik model pembelajaran webbed
3. Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran webbed
4. Untuk
mengetahui langkah dan penerapan model pembelajaran webbed
5. Untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pembelajaran Terpadu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran Webbed (Jaring Laba-Laba)
Pembelajaran
terpadu model webbed menurut
(Trianto, 2009) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan
tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema
tertentu. Tema bisa digunakan dengan negoisasi antara guru dan siswa, tetapi
dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati,
dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan
bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktivitas belajar yang
harus dilakukan siswa.
Model
webbed (jaring laba-laba) menurut
(Ade Rukmana, 2006, hlm. 33) bertolak dari pendekatan tematik sebagai pemandu
bahan dan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran terpadu jaring laba-laba adalah model
pembelajaran yang dipergunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang
kecenderungan dapat disampaikan melalui beberapa bidang studi lain. Dalam
hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata
pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran. Dengan demikian model ini
merupakan model yang mempergunakan pendekatan tematik lintas bidang studi.
Untuk dapat menerapkannya, seorang guru
dapat dituntut secara serius dan mendalam untuk memahami dan memilih tema
utama/pokok (ensesial) yang memiliki keterkaitan materi yang secara metodologis
bisa dipadukan. Guru dituntut memiliki kejelian dalam memilih dan memilah
tema/pokok bahasan yang kemudian tema utama/pokok tersebut disebarkan ke dalam
berbagai mata pelajaran.
Salah satu model pembelajaran
menurut Fogarty dalam (Rizka Pratiwi Jaya, 2013, hlm. 6) yaitu model webbed. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
secara tegas mengatakan pembelajaran
pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan
pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Penerapan
untuk kelas rendah (1, 2, dan 3) Sekolah dengan pendekatan tematik webbed
jaring labang-laba. Kelas atas (4, 5, dan 6) dengan pendekatan integrated
atau terpadu beberapa mata pelajaran.
B. Karakteristik Model Pembelajaran Webbed (Jaring Laba-Laba)
a. Berpusat pada siswa
Pendekatan ini lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan
sebagai fasilitator yaitu dengan memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakuakan
aktivitas belajar.
b. Memberi pengalaman langsung
Dengan pengalaman langsung, siswa
dihadapkan pada sesuatu yang nyata/konkrit sebagai dasar untuk memahami hal-hal
yang lebih abstrak.
c. Pemisahan mata pelajaran yang tidak
begitu jelas
Fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Menyajikan konsep-konsep dari
berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa
mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini deperlukan untuk
membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.
e. Bersifat Fleksibel
Guru dapat mengkaitkan bahan ajar
dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, bahkan mengkaitkan mata
pelajaran dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekolah dimana meraka
berada.
f. Hasil pembelajaran sesuai dengan
minat dan bakat siswa.
Dalam melakukan penilaian atau evaluasi
guru memberikan penilaian sesuai dengan karakteristik, minat dan bakat setiap
siswa karena pada hakikatnya setiap peserta didik mempunyai minat dan bakat
yang berbeda-beda.
g. Menggunakan prinsip belajar sambil
bermain yang menyenangkan.
Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
di dalam kelas harus menciptakan suasana dan kondisi yang menyenangkan sehingga
siswa dapat bermain sambil belajar.
C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Webbed (Jaring Laba-Laba)
1. Kelebihan
dari model webbed (jaring laba-laba),
meliputi :
a. Penyeleksian
tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar.
b. Lebih
mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman.
c. Memudahkan
perencanaan.
d. Pendekatan
tematik dapat memotivasi siswa.
e. Memberikan
kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda
yang terkait.
2. Kekurangan
dari model webbed (jaring laba-laba),
meliputi :
a. Sulit
dalam menyeleksi tema.
b. Cenderung
untuk merumuskan tema yang dangkal.
c. Dalam
pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada
pengembangan konsep.
d. Memerlukan keseimbangan antara
kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.
D. Langkah
Membuat Rancangan dan Penerapan Model Pembelajaran Webbed (Jaring Laba-Laba)
1. Langkah membuat rancangan model webbed (jaring laba-laba)
Dengan
penerapan pembelajaran terpadu model webbed
yang menggunakan pendekatan tematik disekolah dasar akan sangat membantu siswa,
karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu
sebagai satu kesatuan (holistik). Langkah untuk membuat rancangan pembelajaran
terpadu dengan model webbed (jaring
laba-laba) yaitu:
a. Mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator
setiap bidang pengembangan untuk
masing-masing kelompok usia.
b.
Mengidentifikasi tema dan subtema dan memetakannya dalam jaring tema.
c. Mengidentifikasi indikator pada
setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan subtema.
d. Menentukan kegiatan pada setiap
bidang pengembangan dengan mengacu pada indikator yang akan dicapai dan subtema
yang dipilih.
e. Menyusun Rencana Kegiatan Mingguan.
f. Menyusun Rencana Kegiatan Harian.
2.
Penerapan model webbed (jaring
laba-laba)
a. Tahap
perencanaan
Langkah perancangan pembelajaran
tematik adalah langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam perancangan
pembelajaran yang berorientasi dalam pembelajaran tematik. Langkah persiapan
pembelajaran tematik meliputi pemetaan kompetensi dasar pada tema, menentukan
tema sentral, pemetaan pokok bahasan, penentuan alokasi waktu,perumusan tujuan
pembelajaran,penetuan alat dan media pembealajaran, dan perencanaan evaluasi. Berikut
ini adalah contoh merencanakan pembelajaran tematik model jarring laba-laba
yang dimulai dari penjabaran kompetensi dasar beberapa mata pelajaran di kelas
I dalam indikator
IPA
Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaanya.
1) Menyebutkan
nama bagian-bagian tubuh.
2) Menceritakan
kegunaan bagian-bagian tubuh.
3) Menyebutkan
anggota gerak tubuh.
Bahasa Indonesia
Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana
dan bhaasa yang santun.
1) Menyebutkan
nama orang tua dan saudara kandung.
2) Menanyakan
data diri dan nama orang tua serta saudara teman sekelas.
Matematika
Membilang banyak benda.
1) Membilang
atau menghitung secara urut.
2) Menyebutkan
banyak benda.
3) Membandingkan
dua kumpulan benda melalui istilah lebih banyak,lebih sedikit,atau sama
banyak.
IPS
Mengidentifikasi identitas diri,keluarga,dan
kerabat.
1) Menyebutkan
nama lengkap dan nama panggilan.
2) Menyebutkan
nama ayah,ibu,saudara dan wali.
3) Menyebutkan
alamat tempat tinggal.
4) Menyebutkan
anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
Kewarganegaraan
Menjelaskan perbedaan jenis kelamin,agama dan suku
bangsa.
1) Menyebutkan
berdasarkan jenis kelamin anggota keluarga.
Pendidikan Agama Islam
Membiasakan perilaku terpuji.
1) Membiasakan
perilaku jujur.
2) Membiasakan
perilaku bertanggungjawab.
Setelah menjabarkan KD kedalam
indicator guru menetukan tema sentral dan memetakan keterhubungan anatara mata
pelajaran dengan tema sentral serta menentukan pokok bahasan. Berikut ini
adalah pemetaan pokok bahasan anatara mata pelajaran dengan tema sentral :
Tema : Keluargaku
IPA
1) Pertumbuhan
dalam keluarga.
2) Mengamati
pertumbuhan dalam keluarga.
Bahasa Indonesia
1) Memperkenalkan
anggota keluarga.
2) Keterampilan
membaca dan menulis dengan tema keluarga.
3) Mendengar
cerita keluarga.
4) Bermain
peran.
5) Keterampilan
berbicara.
Matematika
1) Menghitung
jumlah anggota keluarga.
2) Membuat
silsilah keluarga.
IPS
1) Menyebutkan
nama ayah,ibu,saudara, dan wali.
2) Menyebutkan
alamat tempat tinggal.
3) Menyebutkan
anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
Kewarganegaraan
1) Perbedaan
jenis kelamin dalam keluarga.
2) Nilai
ketertiban, kasih sayang, dan menghormati dalam keluarga.
Pendidikan Agama Islam
1) Berperilaku
jujur pada orang tua, adik, kaka, dan anggota keluarga.
2) Bertanggung
jawab kepada orang tua, adik, kaka, dan anggota keluarga.
b. Tahap
Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dicontohkan kegiatan-kegiatan
secara garis besar.
1) Kegiatan
1
Pemberi makna pada hasil pengamatan, menggunakan
informasi dari hasil pengamatan untuk menjawab pertanyaan, menerangkan
bagian-bagian tubuh misalnya mata, telinga, hidung, lidah, kulit, dan gigi,
menceritakan kegunaan bagian-bagian tubuh yang diamati, dan menentukan cara
hidup sehat.
2) Kegiatan
2
Pembelajaran dimulai dengan menyebutkan data diri
(nama, kelas, sekolah, tempat tinggal) dengan kalimat sederhana, menyebutkan
nama orang tua dan saudara kandung, menanyakan data diri dan nama orang tua
serta saudara kandung teman sekelas, menyebutkan nama anggota badan dan
kegunaannya dengan sederhana, mengamati gambar tentang keluarga, bertanya jawab
tentang makna gambar, membaca nyaring (didengar siswa lain) kalimat demi
kalimat dalam paragraf serta menggunakan lafal dan intonasi yang tepat sehingga
dapat memahami orang lain, mengenali huruf-huruf dan membacanya sebagai suku
kata, kata, dan kalimat sederhana, membaca penggalan cerita dengan lafal dan
intonasi yang benar, menggerakkan telunjuk untuk membuat berbagai bentuk dan
lingkaran, memegang alat tulis dan menggunakannya dengan benar, mewarnai.
3) Kegiatan
3
Kegiatan pembelajaran meliputi membilang atau
menghitung secara urut jumlah anggota keluarga, menyebutkan anggota keluarga,
membandingkan dua anggota keluarga melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit
atau sama banyak, dan membaca dan menulis lambang bilangan dengan tema
keluarga.
4) Kegiatan
4
Pembelajaran mengajak siswa mengamati gambar tentang
keluarga, kemudian bertanya jawab tentang nama-nama anggota keluarga,
mendeskripsikan kasih sayang anggota keluarga, menceritakan pengalaman diri, menceritakan
kasih sayang antar-anggota keluarga, dan menunjukkan sikap hidup rukun dalam
kemajemukan keluarga.
5) Kegiatan
5
Pembelajaran dimulai dengan berdiskusi kelas
membahas kasih sayang keluarga, mengidentifikasi macam-macam contoh perbedaan,
seperti perbedaan jenis kelamin, menceritakan kasih sayang keluarga, memberikan
contoh hidup rukun melalui kegiatan di rumah dan di sekolah, dan menerapkan
hidup rukun di rumah dan di sekolah.
6) Kegiatan
6
Dalam pembelajaran siswa diminta memilih gambar
sesuai dengan anggota keluarganya, siswa menceritakan kebiasaan keluarga yang
dilakukan bersama, seperti jujur, santun, dan kasih sayang dan menceritakan
tugas dan tanggung jawab anggota keluarga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran
terpadu model webbed adalah suatu
pembelajaran yang menggunakan metode tematik. Penggunaan pembelajaran terpadu model webbed ini lebih menekankan pada
penetuan tema belajar yang harus tepat dan
mengikat pada proses pembelajaran. Karakteristik model webbed itu sendiri harus berpusat pada
siswa, memberi pengalaman langsung, pemisah antara mata pelajaran yang tidak
begitu jelas, menyajikan konsep dari beberapa mata pelajaran,
bersifat fleksibel,
hasil pembelajaran harus tepat sesuai dengan minat dan bakat siswa, juga menggunakan
prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan.
B. Saran
Setelah
adanya pemahaman terhadap pembelajaran terpadu model webbed penulis mengharapkan kepada para calon pendidik agar dapat
mengaplikasikannya didalam kelas sesuai dengan pemaparan penjelasan yang telah
dijelaskan dalam pembahasan. Untuk itu hendaknya pendidik lebih cakap dalam memilih model pembelajaran mana yang tepat untuk
diajarkan kepada peserta didiknya,dan juga model pembelajaran mana
yang merupakan penentu berhasil atau tidaknya seorang pendidik menjalankan proses pembelajaran dikelas.
Daftar Pustaka
Trianto.
(2009). Mengembangkan Model Pembelajaran
Tematik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Rukmana,
Ade. (2006). Pembelajaran Terpadu. Bandung:
UPI PRESS.
Trianto.
(2011). Desain Pengembangan Pembelajaran
Tematik. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.
Jaya, Rizka
Pratiwi. (2013). Pembelajaran Terpadu
Model Webbed. http://rizkapratiwijaya.blogspot.co.id/2013/04/pembelajaran-terpadu-model-webbed.html.
Diunggah
hari jumat, 26 februari 2016.
yuhuuu...bermanfaat sekali
ReplyDeleteelemen solder